Minggu, 22 Maret 2009

Gebrak DBD di 4 Kelurahan Kota Kupang (R.H.Kristina & Karolus Ngambut)

PENDAHULUAN

Sejak Desember 2003 - Januari 2004 Jumlah kasus DBD di Provinsi NTT sebanyak 251 kasus, dan pada Pebruari 2004 menurun menjadi 118 orang, tetapi penderita yang meninggal dunia sebanyak 18 orang, Case Fatality Rate nya (CFR) sebesar 3,8 %, lebih dari angka nasional 1.9%, yang artinya 10% masyarakat NTT terkena DBD, dan Kota Kupang mempunyai jumlah kasus yang paling banyak, dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Provinsi NTT. mengantisipasi memburuknya kondisi tersebut, Jurusan Kesling Poltekkes Kupang bekerja sama dengan Dinkes Provinsi NTT dan Dinkes Kota Kupang ikut ambil bagian dalam upaya memberantas penyakit DBD, dalam suatu bentuk kegiatan pengabdian masyarakat, dalam tema ”GEBRAK DBD”. vektor Penyakit. Kegiatan dilakukan selama 2 tahap, tahap I bln. Januari dan tahap II bln. April 2004. Kegiatan difokuskan pada 4 wilayah Kelurahan yang dinyatakan endemis DBD yaitu Kelurahan Oebufu, Oebobo, Naikoten I dan Naikoten II.


HASIL KEGIATAN

Jenis kegiatan yang dilaksanakan adalah Penyuluhan dengan mobil unit, penyuluhan dari rumah ke rumah, PSN-DBD (3M), Pembagian Abate, Fogging, survei dan identifikasi jentik atau larva yang ditemukan dilapangan.

Gebrak DBD Tahap I
Secara umum hasil kegiatan Gebrak DBD tahap I pada 4 keluran fokus sebagai berikut : jumlah rumah yang diperiksa : 935 rumah, yang ditemukan adanya jentik aedes aegypty 780 rumah, jumlah conteiner yang ditemukan adalah 2457 buah (yang terdiri dari bak air dalam dan luar rumah, drum air), dan semuanya terdapat jentik dan 1175 yang dinyatakan
positif jentik aedes aegypti berdasarkan identifikasi di laboratorium Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kupang.

Gebrak DBD tahap II
Kelurahan Oebufu
Jumlah rumah yang diperiksa : 186 rumah dan ditemukan jentik 102 rumah (HI: 55%), jumlah conteiner yang ditemukan : 291 dan positif jentik sebanyak 194 (CI : 66,7%).

Kelurahan Oebobo
Jumlah rumah yang diperiksa : 245 rumah, dan positif jentik : 113, (HI: 46,12%). Jumlah Conteiner yang ditemukan ada 413 buah, ada jentik : 203 buah, (CI : 49.15%)

Kelurahan Naikoten I
Jumlah rumah yang diperiksa = 189 rumah, dan positif jentik: 98 rumah (HI:51.85%), conteiner yang ditemukan : 436 buah, yang positif ada jentik = 199 buah (CI: 45.6%).

Kelurahan Naikoten II
Juml rumah yang diperiksa: 198 rumah, dan positif jentik aedes adalah 117 (HI: 59%), conteiner yang ditemukan : 497 buah, dan yang positif ditemukan jentik : 191 buah (CI: 38%).


Selaian Kegiatan Survei Kepadatan Jentik, mahasiswa juga melakukan pembagian abate, penyuluhan langsung, penyebaran brosur berisi info singkat ttg. DBD.

KESIMPULAN

  1. Gebrak DBD tahap 1 (bulan Januari 2004) dianggap cukup berhasil karena terjadi penurunan pada beberapa indeks sebagai indikator DBD, yaitu HI dari 84,43% turun menjadi 53 %, dan BI dari 130,69 % turun menjadi 68,155%. Sedangkan indikator CI mengalami peningkatan dari 48,93 % menjadi 49.9 %
  2. Meningkatnya angka CI sebagai indikator utama peningkatan populasi nyamuk aedes Aegypti, sehingga perlu waspada dengan keadaan ini.

SARAN

  1. Gerakan pemberantasan DBD perlu lebih intensif dilakukan dalam bentuk PSN dan Abatisasi serta penyuluhan.
  2. Khusus untuk kota kupang perlu dicanangkan bulan waspada DBD~terutama 3 bulan sebelum musim penghujan ( Agustus, September dan Oktober) setiap tahun dan pada bulan waspada inilah GebrakDBD / intervensi perlu dilakukan.
  3. Inti gebrakan DBD yang dianjurkan oleh institusi adalah pemberantasan sarang nyamuk, abatisasi masal, dan penyuluhan intensif pada kelompok atau dari rumah ke rumah (House to house education).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar